Pesantren sebagai induk semang madrasah, yang pada awalnya hanya mengajarkan kajian-kajian ke-Islaman pada akhirnya memberikan respons terhadap ekspansi sistem pendidikan umum yang disebarkan pemerintah dengan memperluas cakupan kajian di dalamnya. Pada dekade an dan awal an dalam masa-masa kesulitan ekonomi yang dihadapi Indonesia, sejumlah pesantren melakukan pembaharuan dengan memberikan ketrampilan, khususnya dalam bidang pertanian.
Penekanan pada bidang ketrampilan ini dengan mudah dapat dipahami; dalam masa-masa sulit seperti itu, pesantren semakin dituntut untuk self-supporting dan self-financing. Karena itu banyak pesantren di pedesaan, seperti Tebuireng dan Rejoso di Jombang mengarahkan para santrinya untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan vocational dalam bidang pertanian, seperti menanam padi, kelapa, tembakau, kopi dan lain-lain.
Hasil penjualan dari usaha pertanian tersebut digunakan untuk membiayai pesantren. Kemudian pada fase berikutnya dijumpai beberapa pesantren mengembangkan usahanya ke arah pendirian koperasi seperti: Gontor, Denanyar, Tambakberas, Tebuireng Tegalrejo dan lain sebagainya.
Melalui koperasi ini, minat kewirausahaan para santri dibangkitkan, untuk kemudian diarahkan menuju pengembangan pengelolaan usaha ekonomi apabila para santri kembali ke masyarakatnya Azyumardi Azra, Melihat fakta sejarah tersebut di atas, kebijakan tentang desentralisasi pendidikan sebenarnya bukan hal yang asing bagi madrasah.
Terlebih banyak madrasah yang lahir dan tumbuh dari inisiatif masyarakat sendiri H. Tilaar, Masyarakat dalam hal ini, baik individu maupun organisasi membangun madrasah untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pendidikan mereka. Tidak mengherankan apabila madrasah yang dibangun oleh masyarakat bisa seadanya saja atau memakai tempat apa adanya. Mereka didorong oleh semangat keagamaan dan dakwah untuk mencari ilmu dan mengamalkan ajaran agama Islam.
Apabila dewasa ini diskursus pendidikan nasional mewacanakan pentingnya inovasi pendidikan nasional untuk melahirkan pendidikan yang dikelola masyarakat community-based management CBM maka pesantren sebagai induk semangnya madrasah merupakan model yang archaic. Namun tentu prinsip-prinsip manajemen modern perlu diterapkan di dalam pola pendidikan yang berdasarkan manajemen masyarakat.
Pada akhirnya community-based management dari pendidikan akan bermuara kepada manajemen sekolah school-based management atau manajemen madrasah yang berarti pengelolaan lembaga pendidikan madrasah adalah pengelolaan yang otonom yang mengimplementasikan aktivitas dan kreativitas para pengelolanya baik kepala sekolah maupun para gurunya di dalam melaksanakan misi sekolah.
Sebagai sebuah konsep, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan untuk membuat orang lain melakukan apa yang diinginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka.
Konsep dan gerakan pemberdayaan memusatkan perhatian pada kenyataan bahwa manusia atau sekelompok orang dapat mengalami kendala dan hambatan dalam proses dan gerak aktualisasi eksistensinya.
Oleh sebab itu, perhatian gerakan pemberdayaan adalah berusaha menciptakan kondisi yang menungkinkan bagi setiap orang dapat melaksanakan tugas aktualisasi eksistensinya seluas-luasnya dan setinggi-tingginya.
Selain berhubungan dengan gerakan membangkitkan kesadaran akan eksistensi seseorang atau sekelompok orang, pemberdayaan juga memusatkan perhatian pada penyebab lahirnya kendala bagi seseorang atau sekelompok untuk mewujudkan aktualiasasi eksistensinya. Ditegaskan oleh Edi Suharto 59 sebagai sebuah proses, pemberdayaan merupakan sebuah konsep pemberian wewenang kepada individu atau kelompok masyarakat untuk mengambil keputusan secara otonom, partisipatif dan demokratis.
Pemberian wewenang tersebut sebagai strategi pembelajaran dan penghargaan terhadap nilai-nilai humanitas, bahwa setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki kemampuan dan potensi yang dapat disumbangkan bagi kehidupan bersama, baik dalam konteks kehidupan berbangsa maupun dalam kehidupan bernegara.
Sebagai sebuah proses, pemberdayaan mempunyai 3 tahapan: penyadaran, pengkapasitasan dan pendayaan. Penyadaran merupakan tahap pertama dalam proses pemberdayaan. Misalnya, madrasah swasta diberikan penyadaran bahwa lembaga tersebut mempunyai potensi dan kelebihan yang dapat dikembangkan menuju lembaga pendidikan yang lebih berkualitas.
Program-program yang dapat dilakukan pada tahap penyadaran tersebut, misalnya memberikan pengetahuan yang bersifat kognisi, belief dan healing. Prinsip dasar pada tahap ini adalah membuat target mengerti bahwa lembaga atau organisasi perlu diberdayakan, dan proses pemberdayaan itu dimulai dari dalam diri mereka tidak dari orang luar.
Untuk diberikan pemberdayaan, sebuah organisasi atau lembaga harus terlebih dahulu diberi bekal pengetahuan. Proses capacity building meliputi tiga jenis, yaitu pengkapasitasan manusia, organisasi dan sistem nilai. Pengkapasitasan manusia dalam arti memampukan manusia baik dalam konteks individu maupun kelompok.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, antara lain dengan menyelenggarakan pelatihan training , workshop, seminar, semiloka dan lain sebagainya. Langkah selanjutnya adalah pengkapasitasan organisasi. Pengkapasitasan organisasi dapat dilakukan dalam bentuk restrukturisasi organisasi. Tujuan restrukturisasi organisasi antara lain adalah untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas kerja organisasi. Namun demikian, langkah ini kadang menimbulkan masalah baru dalam suatu organisasi, yakni rasa ketidakpuasan sebagian orang karena wewenang dan pekerjaannya dikurangi atau dipangkas.
Oleh sebab itu, dalam pengkapasitasan organisasi tersebut akan lebih baik jika organisasi ditata ulang strukturnya berdasarkan kondisi dan kebutuhan lembaga, dijelaskan tugas dan wewenangnya sehingga masing-masing orang yang yang terlibat di dalamnya akan berbuat secara prosedural sesuai dengan aturan organisasi atau lembaga.
Pengkapasitasan berikutnya adalah sistem nilai. Setelah orang dan lembaga diberikan pengkapasitasan, maka sistem nilai juga perlu diberikan pengkapasitasan. Dalam cakupan organisasi, sistem nilai berkenaan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Prosedur Korporasi dan lain sebagainya.
Pada tingkat yang lebih lanjut, sistem nilai terdiri atas budaya organisasi, etika dan good governance. Tahap ketiga pemberdayaan adalah pemberian daya itu sendiri atau empowerment dalam makna sempit yakni memberikan kekuasaan. Pada tahap ini, lembaga atau organisasi diberikan daya, kekuasaan, otoritas atau peluang. Pemberian daya ini disesuaikan dengan kualitas kecakapan yang telah dimiliki organisasi.
Tujuannya adalah agar organisasi tersebut dapat mengelola program-program kegiatan yang telah mereka rencanakan dapat dilaksanakan secara mandiri sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. Karena masing-masing lembaga mempunyai situasi dan kondisi yang berbeda-beda Randy R. Pemberdayaan pada umumnya mempunyai keterkaitan dengan pengembangan sumberdaya yang dimiliki oleh sebuah organisasi, baik sumberdaya yang berasal dari dalam maupun sumberdaya yang tersedia di luar.
Dalam konteks pendidikan, pemberdayaan sangat diperlukan oleh sekolah sebagai kiat untuk menumbuhkan kesadaran kritis bahwa perubahan menjadi tanggungjawab bersama, setiap elemen yang ada dalam sekolah. Untuk memahami makna pemberdayaan, terdapat 2 kata kunci yakni kekuasaan dan kelompok lemah. Kekuasaan dalam konteks ini, dipahami bukan sebatas pada aspek politik yang sempit, tetapi kekuasaan yang berhubungan dengan berbagai aspek kemampuan, antara lain: a kemampuan dalam membuat keputusan-keputusan mengenai gaya hidup dan model kehidupan yang hendak dikembangkan; b kemampuan menentukan kebutuhan selaras dengan aspirasi dan keinginannya; c kemampuan mengekspresikan dan menyumbangkan gagasan dalam kehidupan yang lebih luas tanpa tekanan; d kemampuan menjangkau, menggunakan dan mempengaruhi pranata-pranata masyarakat; e kemampuan memobilisasi sumber-sumber formal, informal dan kemasyarakatan; f kemampuan mengelola mekanisme produksi, distribusi, pertukaran barang dan jasa, serta g kemampuan dalam kaitannya dengan proses memproduksi jasa dan manfaatnya bagi lingkungan.
Dalam konteks pendidikan berbasis masyarakat, makna pemberdayaan bagi madrasah dapat diartikan dalam beberapa hal, antara lain; 1. Kemampuan membuat keputusan tentang model pendidikan yang dipilih madrasah sebagai kebutuhan masyarakat yang memerlukannya. Menurut KH. Sahal Mahfudh terdapat tiga masalah mendasar yang dihadapi madrasah saat ini, antara lain; a Masalah identitas madrasah.
Masalah ini bersumber dari respon madrasah terhadap realitas yang berkembang di masyarakat. Realitas masyarakat Indonesia saat ini, sedang dalam masa transisi sebagai dampak terjadinya proses reformasi. Persoalan demokrasi, hak asasi manusia, pluralitas, kebebasan pers dan globalisasi menjadi isu utama dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.
Sementara itu, realitas yang berkembang di madrasah pada umumnya lamban dalam merespon isu-isu yang berkembang di masyarakat; b Masalah sumberdaya manusia internal madrasah dan pemanfaatannya bagi pengembangan madrasah ke depan. Mayoritas sumberdaya manusia yang dimiliki madrasah homogen, lulusan perguruan tinggi Islam, kecenderungannya memiliki disiplin keilmuan yang sama. Dilihat dari struktur keilmuan yang dikembangkan di madrasah, sudah saatnya keahlian, kualifikasi dan kompetensi menjadi pertimbangan utama dalam melakukan rekrutmen tenaga pendidik di madrasah.
Tentu selain beberapa pertimbangan tersebut, para guru juga harus dikenalkan dengan tradisi madrasah sebagai institusi Islam yang dekat dengan tradisi pesantren. Sehingga nilai-nilai pesantren tidak diabaikan; dan c Masalah pengelolaan madrasah. Tilaar , bahwa persoalan madrasah terletak dari keunikannya bahwa madrasah tumbuh dari bawah, dari masyarakat sendiri. Dalam pertumbuhannya tersebut, madrasah lahir dari komunitas masyarakat yang secara ekonomi berasal dari keluarga tidak mampu, tentu kondisi tersebut menimbulkan situasi serba sulit bagi madrasah.
Pengelolaan madrasah yang berorientasi kepada masyarakat telah melahirkan keanekaragaman pengelolaan sehingga sulit untuk dicarikan standar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam menghadapi tuntutan modernisasi dan globalisasi karena standar- standar tertentu diperlukan maka pengelolaan pendidikan di madrasah perlu disesuaikan agar lebih peka dalam menyikapi kehidupan global yang penuh persaingan.
Makna pemberdayaan madrasah dapat diartikan sebagai kemampuan menentukan kebutuhan selaras dengan aspirasi dan keinginannya. Untuk menentukan kebutuhan yang selaras dengan keinginannya, maka madrasah perlu dibekali dengan kemampuan mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalamnya secara mandiri.
Evaluasi Diri Madrasah adalah proses evaluasi yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan stakeholders untuk melihat kinerja madrasah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal SPM dan Standar Nasional Pendidikan yang hasilnya dipakai sebagai dasar penyusunan Rencana Kegiatan Madrasah.
Proses Evaluasi Diri Madrasah diawali dengan pembentukan tim pengembang madrasah dan pelatihan penggunaan instrumen yang digunakan evaluasi diri madrasah. Tim pengembang terdiri dari; kepala madrasah, wakil unsur guru, wakil komite madrasah, wakil orang tua siswa dan pengawas madrasah. Tim Pengembang madrasah mengumpulkan berbagai bukti dan informasi dari berbagai sumber untuk menilai kinerja madrasah berdarakan indikator- indikator yang telah dirumuskan dalam Standar Pelayanan Minimal dan Standar Pendidikan Nasional.
Berbagai informasi tersebut berhubungan dengan perbaikan layanan pembelajaran bagi peserta didik dan pemenuhan kebutuhan yang diperlukan para guru dalam kegiatan proses belajar mengajar di madrasah. Kegiatan evaluasi diri madrasah dilaksanakan setiap tahun dan hasilnya dijadikan sebagai pijakan untuk menyusun Rencana Kegiatan Madrasah.
Kemampuan memanfaatkan pranata-pranata sosial yang ada di sekitar madrasah. Konsep Dasar. Peran Serta Masyarakat. Pada masa sekarang tentunya Anda juga setuju, bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring pendidikan melibatkan peran serta masyarakat.
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan lebih baik di masa yang akan datang, mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyaraat. Hal inilah yang melahirkan kesadaran peran serta masyarakat. Nah , peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim.
Akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat juga lemah. Sekolah tidak merasa berkeharusan untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan dengan pendidikan stakeholder.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut di atas, tentu saja perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya adalah melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Konsep Peran Serta Masyarakat. Apakah peran serta masyarakat itu? Bagaimana keterkaitannya dengan Manajemen Berbasis Sekolah?
Anda tentunya sudah paham bahwa pendidikan bukan hanya kewajiban pemerintah, sekolah dan guru, tetapi juga keluarga dan masyarakat. Segenap lapisan masyarakat memiliki hak uintuk mendapatkan pendidikan yang baik.
Tetapi, mereka juga mempunyai kewajiban untuk berkontribusi terhadap pendidikan, baik yang berupa dana maupun daya, pikiran, tenaga atau sumbangan lainnya. Masyarakat dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana, pembuatan gedung, area pendidikan, teknis edukatif seperti proses belajar mengajar, menyediakan diri menjadi tenaga pengajar, mendiskusikan pelaksanaan kurikulum, membicarakan kemajuan belajar dan lain-lain. Banyak hal yang bisa disumbangkan dan dilakukan oleh masyarakat untuk membantu terlaksananya pendidikan yang bermutu, mulai dari menggunakan jasa pelayanan yang tersedia sampai keikutsertaannya dalam pengambilan keputusan.
Pada umumnya peran serta masyarakat adalah peran serta pasif dalam menerima keputusan sekolah. Padahal, Anda pun tahu, bahwa sekolah tidak hanya membutuhkan bantuan dana tetapi juga pemikiran, tenaga, dukungan, dan sebagainya.
Nah , tentunya Saudara dapat mendiskusikan dengan teman sebaya dan sejawat Anda jenis-jenis peran serta yang bisa diberikan masyarakat kepada sekolah dalam membantu penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Komponen-komponen Peran Serta Masyarakat.
Yang termasuk komponen masyarakat ialah orang tua siswa, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan dunia industri, dan lembaga sosial budaya.. Peran serta mereka dalam pendidikan berkaitan dengan: 1 pengambilan keputusan, 2 pelaksanaan, dan 3 penilaian. Peran serta dalam mengambil keputusan misalnya ketika sekolah mengundang rapat bersama komite sekolah untuk membahas perkembangan sekolah, masyarakat yang dalam hal ini orang tua, anggota komite sekolah, atau wakil dari dunia bisnis dan industri secara bersama-sama memberikan sumbang saran dan berakhir dengan pengambilan keputusan.
Berdasarkan keputusan yang telah disepakati, maka keputusan tersebut tentunya akan dilaksanakan dalam menunjang pencapaian mutu pendidikan. Dengan demikian masyarakat yang mendukung program sekolah hasil kesepakatan telah berperan serta dalam pelaksanaan. Demikian pula dalam perjalanan program, tentunya perlu kontrol dan upaya-upaya untuk memperbaiki.
Hal itu merupakan contoh peran serta masyarakat dalam mengevaluasi. Lalu, bagaimana caranya agar pelbagai komponen masyarakat itu dapat berperan serta dalam membantu peningkatan mutu pendidikan di sekolah?
Silakan cari contoh kongkret di lapangan sesuai dengan pengalaman Anda sebagai guru. Setelah Anda mengkaji konsep dasar peran serta masyarakat, jawablah pertanyaan berikut dalam latihan berikut. Inventaris berbagai jenis peran serta masyarakat! Identifikasilah berbagai hambatan untuk tercapainya peran serta masyarakat! Tuliskan gagasan Anda tentang pemecahan-pemecahan kendala-kendala tersebut!
Sudah selesai? Kini, bandingkan jawaban Anda dengan kunci latihan di bawah ini. Jenis peran serta masyarakat dapat berupa dana, tenaga, dan pemikiran. Hambatan untuk mencapai peran serta masyarakat adalah hambatan internal dan eksternal. Hambatan internal berkaitan dengan pribadi dan latar belakang orang tua siswa dan pemahaman pentingnya peran serta dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Hambatan eksternal ialah faktor geografis, iklim, stratifikasi sosial, dan kondisi ekonomi, politik, serta budaya. Cara memecahkan hambatan: a identifikasi dulu faktor penyebabnya, baik internal maupun eksternal, b masing-masing diambil butir-butir positif dan negatifnya untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan, c cari peluang yang memungkinkan untuk mengatasi hambatan dan pengembangannya, serta d menuliskan tantangan-tantangan yang masih harus diantisipasi dan diprediksi.
Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Peran serta masyarakat itu tidak hanya berupa dukungan dana atau sumbangan fisik saja, tetapi bisa lebih dari itu.
Peran serta masyarakat sudah dapat dianggap baik jika dapat dapat terlibat dalam bidang pengelolaan sekolah, apalagi bila dapat masuk ke biang akademik.
Tes Formatif 1. Kerjakanlah tes formatif ini dengan cara memberi tanda silang X pada salah satu pilihan jawaban yang menurut Anda benar. Peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah dapat terjadi pada tahap :. Tidak dapat dipungkiri, bahwa partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya sebatas dipahami pada :. Contoh dukungan moral dan pendidikan nilai yang dapat diberikan masyarakat kepada sekolah ialah sebagai berikut.
Mendidik agama di rumah atau tempat ibadah. Mendidik moral dan nilai. Memberdayakan pendidikan di keluarga secara intensif. Menyumbang dana untuk pengembangan pelajaran agama di sekolah.
Berikut ini merupakan konsep peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Berkontribusi terhadap pendidikan baik yang berupa dana maupun daya, pikiran, tenaga atau sumbangan lainnya. Menyerahkan pendidikan anak kepada sekolah dan mengikuti segala keputusan sekolah apa adanya. Menyerahkan pendidikan anak kepada sekolah dan berhadap sekolah memberi layanan yang terbaik.
Menuntut administrasi. Dalam melibatkan peran serta masyarakat, sekolah tentunya tidak hanya membutuhkan bantuan dana tetapi juga memerlukan bantuan dalam bentuk yang lain untuk penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Contoh bantuan pemikiran ialah sebagai berikut. Salah seorang wali siswa yang kebetulan seorang pakar pendidikan, memberikan solusi untuk memperbaiki nilai ujian siswa. Memberikan bantuan buku-buku perpustakaan. Memberi saran kepada sekolah. Mengusulkan kepada sekolah untuk lebih memperhatikan pendidikan siswa. Komponen-komponen peran serta masyarakat dapat berupa :. Orang tua siswa. Tokoh masyarakat dan tokoh agama, lembaga sosial budaya.
Dunia usaha dan dunia industri. Semua benar. Peran serta masyarakat dalam mengambil keputusan sekolah. Diperlukan sekolah. Tidak diperlukan sekolah. Masyarakat tidak turut campur, karena menjadi hak sekolah. Keputusan ditentukan pemerintah. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menentukan dan memikirkan peningkatan mutu pendidikan di sekolah disebut Sekolah bertanggung jawab kepada pemerintah dan juga kepada masyarakat. Hal ini berarti Pemerintah dan Masyarakat sejajar. Sekolah di bawah pengaruh Masyarakat.
Pendidikan menjadi tanggung jawab Pemerintah, Sekolah dan Masyarakat. Masyarakat sebagai bagian dari pemerintah. Umumnya masyarakat pasif berperan serta dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah sebagaimana pernyataan di bawah ini, kecuali Masyarakat berinisiatif membangun ruang UKS di sekolah secara gotong royong.
Masyarakat merasa sudah membayar kewajiban SPP. Komite sekolah lebih berperan penting. Program sekolah bukan urusan urang tua siswa.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut. Setelah mengerjakan Tes Formatif 1, bandingkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi ini, hitunglah dengan menggunakan rumus:. Jumlah jawaban yang benar. Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:. Subunit 2. Peran Serta Orang Tua. Dengan adanya MBS, sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dan kebijakan dari pemerintah yang bersifat top down dari atas.
Sekolah beserta masyarakat dapat mengembangkan suatu visi pendidikan yang sesuai dengan keadaan setempat dan melaksanakan visi sebut secara mandiri. Sekali lagi, pendidikan bukan hanya menjadi kewajiban pemerintah, sekolah dan guru, tetapi juga menjadi tanggungjawab keluarga dan masyarakat. Oleh sebab itulah masyarakat diharapkan turut berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan. Peran serta masyarakat perlu diupayakan pertumbuhan dan pengembang-annya melalui pemberdayaan sekolah berbasis masyarakat.
Mereka dapat bekerja sama dengan sekolah melalui perencanaan program-program pembelajaran dan peningkatan kemampuan. Ini dapat terjadi jika terjalin komunikasi yang efektif antara sekolah, orang tua, komite dan masyarakat.
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, masyarakat berhak memperoleh pendidikan yang baik dan bermutu. Pada saat yang bersamaan, masyarakat pun berkewajiban berperan secara aktif untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan melalui penggalangan dana, sumbangan tenaga dan pikiran, serta bentuk-bentuk lain yang dapat menunjang peningkatan mutu pendidikan.
Anda tentunya setuju dengan konsep ini. Saudara, tentunya Anda telah memahami pula, bahwa orang tua adalah salah satu mitra sekolah yang dapat berperan serta dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Melalui orang tua kegiatan belajar anak di rumah dapat dipantau. Bahkan orang tua dapat menjadi bagian dari paguyuban para orang tua siswa yang dapat memberi masukan dan dukungan dalam merencanakan pengembangan sekolah.
Keterlibatan orang tua selain sebagai bentuk kepedulian terhadap kemajuan pendidikan anak, juga sebagai bentuk partisipasi mereka dalam sistem manajemen sekolah. Anda tentu memahami benar, pada konsep MBS ini, orang tua dapat terlibat secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kemajuan dan perkembangan sekolah dalam mewujudkan akuntabilitas sekolah.
Lalu, peran serta apa saja yang dapat diberikan orang tua demi kemajuan sekolah? Peran serta itu dapat terjadi dalam pembelajaran, perencanaan pengembangan sekolah, dan pengelolaan kelas. Sebagaimana kita ketahui, terdapat tiga komponen penting dalam pendidikan trilogi pendidikan. Ketiganya meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keluarga, dalam hal ini orang tua siswa, merupakan sumber pendidikan yang pertama dan utama. Dalam sehari semalam terdapat 24 jam, sedangkan pendidikan di sekolah hanya berlangsung sekitar 8 jam. Sisanya adalah pendidikan di luar sekolah yang menjadi tanggung jawab orang tua. Dalam konteks ini, orang tua berperan sebagai pengganti guru di rumah. Orang tua dapat berperan serta dalam meyediakan dana, prasarana dan sarana sekolah sebagai upaya realisasi program-program sekolah yang telah disusun bersama.
Orang tua yang memiliki pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan khusus dapat berperan serta dalam membantu sekolah seperti pada bidang proses pembelajaran, pengelolaan persekolahan, dan pengelolaan keuangan sekolah.
Intinya oang tua akan mau membantu sekolah jika pihak sekolah mampu berkomunikasi dengan baik. Apabila sekolah bersikap transparan, terutama dalam hal keuangan dan orang tua diikutsertakan dalam pembicaraan rencana sekolah, maka sudah semestinya orang tua merasa ikut memiliki sekolah. Oleh sebab itulah, pertemuan rutin dengan orang tua serta tokoh-tokoh masyarakat yang lain perlu ditingkatkan sekolah, sehingga masyarakat dan orang tua akan ikut memelihara dan membantu sekolah.
Beberapa media lain yang dapat dimanfaatkan orang tua peserta didik untuk turut bertanggung jawab atas mutu pendidikan adalah melalui korespondensi surat atau telepon antara orang tua dengan sekolah, menyelengarakan pertemuan antara paguyuban orang tua kelas. Orang tua dapat pula dilibatkan dalam program pembelajaran dan mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Orang tua dapat membantu kesulitan siswa dalam bidang pelajaran tertentu di rumah untuk memberi penjelasan atau jika diperlukan mendatangkan guru les privat.
Nah , dengan demikian, memberdayakan peran orang tua peserta didik itu merupakan bagian keterampilan komunikasi eksternal dari pihak sekolah. Tujuan hubungan sekolah dengan orang tua adalah saling membantu dan saling mengisi antara orang tua dan sekolah. Orang tua dapat menjadi potensi sumber dana sekolah, serta membina anak-anak terutama dalam pendidikan moral agar anak tercegah dari sifat dan perilaku yang kurang baik karena pengaruh lingkungan. Penjalinan hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik dapat dilakukan melalui komite sekolah, pertemuan yang direncanakan atau saat penerimaan raport, sumber informasi sekolah dan sumber belajar bagi anak, serta secara bersama-sama memecahkan masalah.
Peran Serta Orang tua dalam Pembelajaran. Saudara, pernahkah Anda menyaksikan sendiri orang tua murid yang turut membantu secara langsung di kelas? Kelihatannya janggal bukan?
Tetapi, ketahuilah, bahwa hal itu wajar-wajar saja. Orang tua tidak saja membantu belajar anak di rumah, bisa juga dilakukan di sekolah. Bahkan kalau perlu orang tua yang memiliki pengetahuan dan keahlian khusus, misalnya ahli dalam musik atau seni rupa, dengan koordinasi yang baik dengan pihak sekolah, para orang tua ini bisa saja membantu mengadakan proses pembelajaran musik dan seni rupa pada ekstrakurikuler di sekolah.
Hanya sekedar pengguna jasa pelayanan pendidikan yang tersedia. Misalnya, orang tua hanya memasukkan anak ke sekolah dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah. Memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga, misalnya dalam pembangunan gedung sekolah.
Menerima secara pasif apa pun yang diputuskan oleh pihak yang terkait dengan sekolah, misalnya komite sekolah. Menerima konsultasi mengenai hal-hal yang terkait dengan kepentingan sekolah. Misalnya, kepala sekolah berkonsultasi dengan komite sekolah dan orang tua murid mengenai masalah pendidikan, masalah pembelajaran matematika, dll.
Dalam konsep MBS hal yang keempat ini harus selalu terjadi. Memberikan pelayanan tertentu. Misalnya, sekolah bekerja sama dengan mitra tertentu seperti Komite Sekolah dan orang tua murid mewakili sekolah bekerja sama dengan Puskesmas untuk memberikan penyuluhan tentang perlunya sarapan pagi sebelum sekolah, atau makanan yang bergizi bagi anak-anak. Melaksanakan kegiatan yang telah didelegasikan atau dilimpahkan sekolah.
Sekolah, misalnya, meminta komite sekolah dan orang tua murid tertentu untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum tentang pentingnya pendidikan atau hal-hal penting lainnya untuk kemajuan bersama.
Mengambil peran dalam pengambilan keutusan pada berbagai jenjang. Misalnya orang tua siswa ikut serta membicarakan dan mengambil keputusan tentang rencana kegiatan pembelajaran di sekolah, baik dalam pendanaan, pengembangan dan pengadaan alat bantu pembelajarannya.
Saudara, sebelumnya sudah dikemukakan bahwa peran orang tua siswa dapat terjadi dalam berbagai hal, termasuk pembelajaran. Di bawah ini terdapat kolom yang dapat Saudara isi, kira-kira dalam hal apa saja orang tua siswa dapat berperan dalam pembelajaran di sekolah.
Bentuk Keterlibatan Orang tua dalam Pembelajaran. Kalau sudah selesai, cobalah berikan alasan mengapa hal tersebut merupakan bagian dari MBS? Orang tua siswa dapat berperan serta dalam perencanaan pengembangan sekolah.
Bagaimana caranya? Apakah hal ini tidak menunjukkan intervensi orang tua yang terlalu jauh dengan urusan sekolah? Justru inilah kekuatan MBS. Sebagai contoh, ada orang tua siswa yang kebetulan seorang dokter. Sebagai dokter tentunya sangat memahami betul apa itu arti hidup sehat, terutama bagi anak-anak di sekolah. Dia dapat memberikan masukan yang berharga dalam perencanaan pengembangan sekolah, terutama berkaitan dengan peningkatan mutu layanan Usaha Kesehatan Sekolah UKS , penataan warung jajan sehat bagi anak-anak, serta pengaturan kamar mandi dan toilet sekolah yang sehat.
Keterlibatan orang tua siswa tersebut dalam perencanaan pengembangan sekolah yang berkaitan dengan kesehatan, tentu sangat menguntungkan sekolah dan peserta didik. Anda dapat memberikan contoh yang lain? Lalu, bagaimana cara kerja orang tua siswa dalam perencanaan pengembangan sekolah? Banyak cara yang dapat ditempuh. Sekelompok orang tua mengadakan pertemuan di luar sekolah untuk bersama-sama membahas dan memberikan masukan untuk peningkatan mutu sekolah, hasilnya kemudian diserahkan kepada sekolah.
Selanjutnya, cobalah Anda isi kolom-kolom di bawah ini dengan berbagai pengetahuan, pengalaman, atau pemikiran Anda tentang kesertaan orang tua dalam perencanaan pengembangan sekolah. Peran serta orang tua dalam perencanaan pengembangan sekolah. Bisa juga Anda memerankan diri sebagai orang tua. Anda dapat melakukan diskusi dengan sesama orang tua siswa dalam merencanakan pengembangan sekolah. Cobalah Anda melakukan curah pendapat dengan teman sejawat yang juga sebagai orang tua siswa perihal permasalahan utama yang dihadapi sekolah.
Dari jumlah permasalahan tersebut pilihlah sejumlah permasalahan paling penting yang akan dipecahkan. Dalam memecahkan masalah, Anda harus memperhitungkan pula kemungkinan tersedianya sumber dana dana, tenaga, sarana dll, serta kesempatan untuk mengatasi masalah tersebut. Perhatikan tabel-tabel berikut ini untuk bahan isian. Sumber Informasi.
Jumlah siswa menurut jenis kelamin. Jumlah guru menurut pendidikan. Jumlah guru menurut mata pelajaran. Tabel 2 : Format Permasalahan dan Tujuan. Penyebab Masalah. Tujuan Program Sekolah. Angka tidak naik kelas tinggi. Alat Bantu mengajar tidak tersedia. Menurunkan dan menghilangkan angka mengulang kelas di kelas Penataran guru kelas tentang pembelaharan aktif. Pengadaan alat bantu belajar mengajar.
Penempatan guru yang berengalaman di kelas Tabel 3: Format Sumber Dana. Sumber Dana. Cara Penggalian Dana. Tabel 4 : Usulan Rencana Pengembangan Sekolah. Harga Satuan. Jumlah Biaya. Waktu Pelaksanaan. Perlukah peran serta orang tua sampai pada pengelolaan kelas? Bagaimana caranya orang tua berperan serta dalam mengelola kelas?
Keterlibatan orang tua siswa dalam pengelolaan kelas memiliki arti yang sangat luas. Bukan berarti orang tua turut masuk ke kelas dan campur tangan mengurusi tempat duduk siswa, memindah siswa yang suka mengganggu temannya di kelas, dan sebagainya. Misalnya, dalam hal isi dan penataan pajangan kelas, serta pengaturan tempat duduk dan kenyamanan kelas. Untuk mengetahui kebutuhan kelas yang menunjang proses belajar di kelas sudah tentu Anda harus mengenali jenis peran serta orang tua dalam pengelolaan kelas, mencatat keadaan sekarang, dan kondisi yang dikehendaki, serta menemu-kenali hambatan-hambatan yang dihadapi.
Sebagai latihan, cobalah Anda isi tabel berikut ini. Jenis Peran Serta dalam Pengelolaan Kelas. Keadaan Sekarang. Keadaan yang dikehendaki kelak. Selain itu, Anda harus mengenali lingkup guru dan lingkup orang tua yang turut berperan serta dalam pengelolaan kelas. Kerja sama antara guru dan orang tua sudah tentu sangat membantu upaya-upaya peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Hanya sekedar pengguna jasa pelayanan pendidikan yang tersedia.
Misalnya, orang tua hanya memasukkan anak ke sekolah dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah. Memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga, misalnya dalam pembangunan gedung sekolah 3. Menerima secara pasif apa pun yang diputuskan oleh pihak yang terkait dengan sekolah, misalnya komite sekolah 4. Menerima konsultasi mengenai hal-hal yang terkait dengan kepentingan sekolah. Misalnya, kepala sekolah berkonsultasi dengan komite sekolah dan orang tua murid mengenai masalah pendidikan, masalah pembelajaran matematika, dll.
Dalam konsep MBS hal yang keempat ini harus selalu terjadi. Memberikan pelayanan tertentu. Misalnya, sekolah bekerja sama dengan mitra tertentu seperti Komite Sekolah dan orang tua murid mewakili sekolah bekerjasama dengan Puskesmas untuk memberikan penyuluhan tentang perlunya sarapan pagi sebelum sekolah, atau makanan yang bergizi bagi anak-anak. Melaksanakan kegiatan yang telah didelegasikan atau dilimpahkan sekolah.
Sekolah, misalnya, meminta komite sekolah dan orang tua murid tertentu untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum tentang pentingnya pendidikan atau hal-hal penting lainnya untuk kemajuan bersama.
Mengambil peran dalam pengambilan keutusan pada berbagai jenjang. Misalnya orang tua siswa ikut serta membicarakan dan mengambil keputusan tentang rencana kegiatan pembelajaran di sekolah, baik dalam pendanaan, pengembangan dan pengadaan alat bantu pembelajarannya. Peran serta masyarakat DalamUU No.
Pada Bab XV Pasal 54 dinyatakan bahwa: 1. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan. Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah Bentuk-bentuk peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu sekolah diantaranya: a.
Menggunakan jasa sekolah b. Memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga c. Membantu anak belajar di rumah d. Berkonsultasi masalah pendidikan anak e. Terlibat dalam kegiatan ekstra kurikuler dan f. Pembahasan kebijakan sekolah.
Dukungan masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan sekolah melibatkan peran serta tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama, dunia usaha dan dunia industri, serta kelembagaan sosial budaya. Penyertaan mereka dalam pengelolaan sekolah hendaknya dilakukan secara integral, sinergis, dan efektif, dengan memperhatikan keterbukaan sekolah untuk menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat dalam meningkatkan mutu sekolah.
Tugas utama komite sekolah ialah membantu penyelanggaraan pendidikan di sekolah dalam kapasitasnya sebagai pemberi pertimbangan, pendukung program, pengontrol, dan bahkan mediator. Untuk memajukan pendidikan di sekolah, komite sekolah membantu sekolah dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar, manajemen sekolah, kelembagaan sekolah, sarana dan prasarana sekolah, pembiayaan pendidikan, dan mengkoordinasikan peran serta seluruh lapisan masyarakat.
0コメント